Ditulis Oleh: Cucu Casmini
Suatu sore yang cerah, terdengar teriakan Zaidan dari belakang rumahnya.
“Ibuu … Ibuu … Ibuuu …. Kelinci aku kenapa diam saja?”
“Coba Ibu lihat, mana kelincinya, Nak?” Ibu menghampiri Zaidan.
“Di depan kandangnya, Bu. Ayo, cepat-cepat,” Zaidan menarik tangan ibunya.
Setelah sampai di depan kandang kelinci, kemudian Ibu memegang kelinci Zaidan dan memeriksanya.
Dan ternyata, kelinci Zaidan telah mati.
“Zaidan, yang sabar ya, kelincinya sudah mati,” kata Ibu.
Tiba-tiba Zaidan menangis sambil mengusap-usap kelincinya.
Zaidan berkata, “Ini … ini … kelinci kesayanganku, Bu.”
Ibu terus menghibur Zaidan dan berkata, “Zaidan, yang sabar ya, karena sesungguhnya orang-orang yang sabar akan diberi pahala tanpa batas oleh Allah SWT.”
Zaidan mengangguk dan berkata, “Iya, Bu. Zaidan akan bersabar supaya Zaidan dapat pahala dari Allah SWT.”
“Sekarang kelincinya diapain, Bu?” tanya Zaidan.
“Sekarang, ayo kita kuburkan kelincinya!” ajak Ibu.
Sejak saat itu, apabila Zaidan merasa sedang ditimpa musibah, Zaidan selalu ingat pada ucapan ibunya, yaitu sabar. ***